Sunday, June 28, 2020

Penjelasan Lengkap Menu Variable View Pada SPSS

Menggunakan software SPSS merupakan momok tersendiri bagi beberapa orang, terlebih bagi mahasiswa yang awam terkait ilmu statistik. Meski di berbagai perguruan tinggi ada yang diajarkan tentang penggunaan software SPSS, namun masih saja pembahasan di dalam kelas hanya mencakup beberapa contoh kasus penggunaan metode saja, seperti metode regresi ataupun metode korelasi. Diluar pembelajaran dari kampus, mahasiswa diharuskan belajar otodidak untuk bisa menyelesaikan kasus analisis data dari tugas akhir yang akan mereka kerjakan nantinya.
Secara garis besar lembar kerja software SPSS terbagi menjadi dua bagian, yakni:
1. Data View: Tempat input data dan mengolah data
2. Variavle View: Tempat mendeskripsikan variabel

Memang inti dari penggunaan software SPSS ada pada halaman Data View, yang mana nantinya data akan diolah pada halaman ini untuk bisa menghasilkan output yang diinginkan. Namun jangan kesampingkan pentingnya lembar kerja Variable View. Tanpa pendeskripsian variabel yang benar, pengolahan data bisa menjadi masalah kedepannya, yang lebih lanjut dapat berpengaruh pada hasil yang diharapkan. Oleh karena itu pada artikel kali ini saya akan menjelaskan secara rinci kegunaan dari setiap bagian lembar kerja Variable View.
Variable View SPSS-statistika.id
Lembar Kerja Variable View
Gambar diatas merupakan tampilan yang ada di Variable View. Ada Name, Type, Width, dan lain sebagainya. Mari kita bahas satu persatu fungsi dan penjelasannya.

1. Name
Name berfungsi untuk memberikan nama variabel. Kalian bebas menuliskan apa saja nama variabel yang kalian inginkan. Namun ingat!, SPSS tidak bisa membaca nilai "spasi ( )", maka ketika nama variabel yang kalian inginkan ada dua suku kata atau lebih, pisahkan dengan nilai "underscore (_)" atau gabungkan beberapa suku kata tadi menjadi hanya satu suku kata. Contoh:
Name pada Variable View-statistika.id
Contoh Pengisian Nama Variabel yang Benar dan Salah
2. Type
Type berfungsi untuk menjelaskan tipe data yang akan dimasukkan. Misal data yang akan dimasukkan berupa angka, maka tipe Numeric bisa dipilih. Atau data yang akan dimasukkan berupa kata/kalimat, maka tipe yang cocok adalah String. Berikut penjelasan masing-masing dari tipe data yang ada:
  • Numeric: merupakan tipe data paling standar yang digunakan untuk memasukkan angka. Semua data yang berupa angka bisa masuk pada tipe Numeric, termasuk nilai "negatif" maupun "koma".
  • Comma: merupakan tipe data untuk memasukkan angka desimal yang dipisahkan dengan titik. Di luar negeri titik disebut sebagai "koma"/comma, sedangkan titik digunakan untuk memisahkan angka kelipatan dari 1000. Misal untuk penulisan "lima koma empat", diluar negeri tertulis 5.4. Sedangkan di Indonesia 5,4. Contoh lain untuk penulisan "seribu", diluar negeri tertulis 1,000. Sedangkan di Indonesia 1.000. Comma yang dimaksud disini mengikuti aturan luar negeri, yakni menggunakan titik. Jadi comma cocok untuk menuliskan bilangan desimal semisal 5.4, 30.2, dan sebagainya.
  • Dot: merupakan tipe data untuk memisahkan angka kelipatan 1000 dengan sebuah dot (koma). Dot merupakan kebalikan dari comma. Misal untuk penulisan "seribu" menjadi 1,000.
  • Scientific notation: merupakan tipe data untuk menuliskan angka dalam bentuk sains. Misalkan angka pada tipe numeric dituliskan 5.4, maka pada tipe scientific notation akan tertulis 5.4E+000.
  • Date: merupakan tipe data untuk memasukkan tanggal. Nantinya akan diberikan pilihan penyebutan tanggal seperti apa yang diinginkan dengan keterangan d (day/hari), m (month/bulan), dan y (year/tahun).
  • Dollar: merupakan tipe data untuk memasukkan mata uang dollar.
  • Custom currency: merupakan tipe data untuk memasukkan jenis mata uang lainnya.
  • String: merupakan tipe data untuk memasukkan huruf/karakter.
Kotak Dialog Type-statistika.id
Kotak Dialog Type
3. Width
Width berfungsi untuk memberikan jumlah karakter yang dikehendaki dalam satu variabel. Misalkan akan dimasukkan nilai 500, namun pada bagian width hanya tertulis 2, maka nantinya pada lembar Data View yang terlihat hanya angka 50. Contoh lain misal pada bagian width tertulis 8, kemudian akan dimasukkan kalimat "Harga Saham", maka yang akan terlihat pada lembar Data View hanya kalimat "Harga Sa".

4. Decimals
Kolom Decimals berfungsi untuk memberikan jumlah karakter dibelakang koma yang dikehendaki dalam satu variabel. Jika pada bagian decimals tertulis 2, dan angka yang ingin dimasukkan adalah 5, maka nantinya pada lembar Data View akan tertulis 5.00.

5. Label
Kolom Label berfungsi untuk memberikan sebuah tanda/label pada suatu variabel. Label tidak terlalu berpengaruh pada proses pengisian data. Misal variabel dengan nama "HargaSaham" akan diberi label "Variabel A", maka nantinya pada kotak dialog akan tertera label yang sudah disebutkan. Label bisa memuat nilai spasi ( ).
Label pada Variable View SPSS-statistika.id
Contoh Pengaruh Label Pada Suatu Variabel
6. Values
Values berfungsi untuk menggantikan sebuah nilai yang bertipe string menjadi sebuah nilai yang bertipe numeric, agar dapat dilakukan pengolahan data. Misal dalam sebuah penelitian terdapat Kelas A, Kelas B, dan Kelas C. Agar mempermudah dalam pengolahan data, maka Kelas A akan diganti dengan angka 1, Kelas B dengan angka 2, dan kelas C dengan angka 3. Cara penggunaannya sangat mudah, kalian tinggal masukkan nilai baru yang diinginkan pada bagian "Value", kemudian pada bagian "Label" masukkan keterangan apa yang ingin diubah, lalu klik "Add".
Kotak Dialog Values-statistika.id
Kotak Dialog Values
7. Missing Value
Missing Value berfungsi untuk menghilangkan sebuah nilai agar tidak dimasukkan kedalam analisis. Missing Value biasa digunakan untuk mengeluarkan nilai-nilai outlier. Ada 3 pilihan dalam kolom Missing Value, yakni:
  • No missing values: tidak ada nilai yang dianggap hilang.
  • Discreate missing values: angka diskrit yang dianggap hilang.
  • Range plus one optional discreate missing value: untuk menghilangkan angka-angka yang termasuk kedalam sebuah range/interval tertentu.
Kotak Dialog Missing Value-statistika.id
Kotak Dialog Missing Value
8. Columns
Columns berfungsi untuk menentukan lebar kolom pada Data View. Semakin besar nilainya maka semakin lebar tampilan kolom yang ada di Data View.

9. Align
Align berfungsi untuk menentukan rata tulisan dari sebuah variabel. Tersedia 3 pilihan align, yakni:
  • Left: penulisan rata kiri
  • Right: penulisan rata kanan
  • Center: penulisan rata tengah
10. Measure
Measure berfungsi untuk menentukan skala data dari sebuah variabel. Measure sangat berpengaruh pada pendeskripsian variabel yang nantinya akan digunakan untuk pengolahan data. Ada 3 jenis measure, yakni:
  • Nominal: merupakan skala data yang berfungsi hanya untuk membedakan. Misal membedakan antar jenis kelamin, yang mana jenis kelamin perempuan dengan laki-laki tingkatannya setara.
  • Ordinal: merupakan skala data yang berfungsi untuk membedakan sekaligus mengurutkan. Misal membedakan jenjang pendidikan, yang mana SD, SMP, dan SMA memiliki perbedaan dan SD memiliki jenjang pendidikan paling rendah, disusul SMP, dan SMA.
  • Scale: merupakan tipe variabel untuk skala data Interval dan Rasio. Tipe variabel ini biasa digunakan untuk perhitungan data numerik pada umumnya.
Itu tadi penjelasan dari masing-masing fungsi kolom yang ada di lembar kerja Variabel View SPSS. Jika ada yang ditanyakan, silahkan tinggalkan kolom komentar dibawah. See ya!

Wednesday, June 24, 2020

Cara Mengategorikan Data Menggunakan SPSS

Mengategorikan data biasa dilakukan oleh para peneliti diawal pembahasan penelitian mereka, terutama penelitian yang melibatkan data dengan jumlah banyak. Pengategorian ini dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam memahami struktur data yang ada. Biasanya pengategorian ini masih termasuk ke dalam analisa deskriptif yang dibarengi dengan memunculkan nilai rata-rata, nilai tengah, nilai yang paling sering muncul, dan lain sebagainya. Lebih lanjut, pengategorian data ini juga bisa dituangkan ke dalam bentuk visualisasi seperti histogram, bar chart, pie chart, dan lain sebagainya.

Hampir setiap penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif perlu melakukan pengategorian data. Contohnya seperti pada data dibawah ini:

Provinsi

Persentase Buta Huruf

ACEH

13,16

SUMATERA UTARA

10,84

SUMATERA BARAT

10,75

RIAU

7,94

JAMBI

17,47

SUMATERA SELATAN

11,11

BENGKULU

19,79

LAMPUNG

21,52

KEP. BANGKA BELITUNG

19,22

KEP RIAU

14,58

DKI JAKARTA

3,83

JAWA BARAT

15,78

JAWA TENGAH

34,89

DI YOGYAKARTA

31,73

JAWA TIMUR

40,27

BANTEN

17,48

BALI

42,63

NUSA TENGGARA BARAT

71,76

NUSA TENGGARA TIMUR

42,06

KALIMANTAN BARAT

38,49

KALIMANTAN TENGAH

11,51

KALIMANTAN SELATAN

17,2

KALIMANTAN TIMUR

13

KALIMANTAN UTARA

0

SULAWESI UTARA

2,42

SULAWESI TENGAH

16

SULAWESI SELATAN

45,5

SULAWESI TENGGARA

34,54

GORONTALO

15,88

SULAWESI BARAT

45,75

MALUKU

9,92

MALUKU UTARA

17,62

PAPUA BARAT

18,13

PAPUA

98,6

Data tersebut merupakan angka Persentase Buta Huruf di Indonesia pada tahun 2010 yang diambil dari laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS). Jika data ditampilkan apa adanya pada sebuah penelitian, maka pembaca akan merasa bingung apa maksud dari data yang ditampilkan, atau kesimpulan apa yang bisa diambil dari data tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengategorian data agar pembaca dapat memahami inti dari data yang ditampilkan.

Pada artikel kali ini, data Persentase Buta Huruf akan dikategorikan menjadi 3 kategori, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Angka buta huruf rendah: jika nilai dibawah atau sama dengan 3,00 (diberikan kode 0)
2. Angka buta huruf sedang: jika nilai diantara 3,01 sampai 40,00 (diberikan kode 1)
3. Angka buta huruf tinggi: jika nilai lebih dari 40,00 (diberikan kode 2)

Setelah ditentukan nilai pengelompokannya, berikutnya adalah langkah-langkah cara penyelesaian pengategorian kelompok dengan menggunakan software SPSS:

1. Memasukkan data
Sebelum memasukkan data, terlebih dahulu kita harus mendeskripsikan variabel yang ada. Masuk ke bagian "Variable View" yang terletak di pojok kiri bawah. Karena data yang ada terdiri dari dua variabel, maka deskripsikan kedua variabel tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Variabel Provinsi
Name: Provinsi
Type: String
Width: 30
Decimal: 0
Label: (Dikosongkan)
Values: None
Missing: None
Columns: 8
Align: Left
Measure: Nominal


b. Variabel Persentase Buta Huruf
Name: Persentase_Buta_Huruf
Type: Numeric
Width: 8
Decimal: 2
Label: (Dikosongkan)
Values: None
Missing: None
Columns: 8
Align: Right
Measure: Scale
Pengisian Variable View

Kemudian pindah ke halaman Data View dan masukkan datanya sesuai nama variabelnya. Ingat! SPSS tidak bisa membaca data "spasi", maka jika ada nilai "spasi" ganti dengan nilai "underline ( _ )" atau nilai "spasi" nya dihapuskan. Misal mau memasukkan nilai "Jawa Tengah", maka dapat ditulis "Jawa_Tengah" atau "JawaTengah".
Pengisian Data View

2. Melakukan analisis
Pilih menu Transform => Recode Into Different Variables.
Menu Transform

Kemudian akan muncul kotak dialog Recode Into Different Variables, masukkan variabel yang nilainya akan dikelompokkan atau dalam artikel ini variabel Persentase_Buta_Huruf ke dalam bagian "Numeric Variable -> Output variable". Pada bagian Output Variable tuliskan nama variabel baru yang diinginkan, misalkan nama variabelnya Kategori, kemudian klik Change.
Kotak Dialog Recode Into Different Variables

Selanjutnya klik pada bagian Old and New Values sehingga akan muncul kotak dialog "Recode Into Different Variables: Old and New Values"pilih Range Lowest through diisi dengan 3.01 kemudian New Value diisi dengan 0 dan klik Add. Kemudian Range values through Highest diisi dengan 40, New Values diisi 2 dan klik Add. Untuk All other values masukkan angka 1 pada New Values dan klik Add. Kemudian klik Continue.
Kotak Dialog Recode Into Different Variables: Old and New Values

Setelah semuanya selesai, klik OK dan hasil pengategoriannya akan muncul pada bagian Data View.
Hasil Pengategorian

Hasil kategori ini bisa langsung dihitung yang kemudian dimasukkan ke dalam hasil penelitian seperti contoh tabel dibawah, atau bisa juga digunakan untuk analisis berikutnya seperti pembuatan visualisasi histogram, bar chart, pie chart, dan lain-lain.

Kategori Buta Huruf

Range

Jumlah Provinsi

Rendah

< 3.01

2

Sedang

3.01 - 40.00

26

Tinggi

> 40.00

6